Jumat, 22 Agustus 2008

hi-tech h38


Ponsel TV Ingin Diperhitungkan (Hi-Tech H38)

Persaingan dalam bisnis ponsel boleh dibilang sangat kejam. Para pemainnya tidak boleh "berkedip" sedikitpun kalau ingin tetap bisa bertahan. Namun, memang peluang bisnisnya sangat besar dan banyak celah yang masih bisa disusupi, bahkan oleh pemain baru sekalipun.

Dalam persaingan yang ketat memang sangat sulit melihat celah-celah yang bisa dimasuki, belum termasuk kendala-kendala lain. Tidak mengherankan apabila kemudian memunculkan penawaran yang kadang tidak masuk dalam perhitungan nalar. Sebut saja Esia yang menawarkan ponsel baru seharga kurang dari Rp 200.000 sudah berikut nomor.

Kemudian operator XL memperkenalkan tarif hingga Rp 1 per detik dengan kondisi tertentu. Dalam layanan internet juga demikian. Baru saja PT First Media meluncurkan layanan internet berkecepatan tinggi, FastNet, dengan biaya terendah yang hanya Rp 99.000 per bulan.

Berbagai penawaran yang sulit diterima dalam hitungan bisnis sekalipun ini bermunculan, tetapi itulah yang terjadi belakangan ini. Bisa diperkirakan masyarakat kita yang kebanyakan masih terbelit oleh persoalan ekonomi akan berbondong-bondong memilih penawaran yang paling rendah meskipun kemudian baru tahu alasannya setelah mencobanya.

Lalu, apa yang dilakukan para pembuat ponsel?

Pada tulisan telekomunikasi edisi Jumat pekan lalu Kompas sedikit menyinggung tentang ponsel murah yang mencoba mengambil peluang yang masih ditinggalkan para produsen raksasa. Tentu saja dengan penawaran fitur-fitur yang menarik, seperti yang dilakukan produsen ponsel rancangan dalam negeri, Hi-Tech, yang pertengahan Agustus lalu mulai memasarkan produk ponsel TV perdananya di kota-kota besar di Indonesia.

PT Tirta Citra Nusantara, perusahaan yang merupakan pusat layanan produk ponsel BenQ-Siemens, mencoba membuat langkah baru dengan memproduksi ponsel TV rancangannya sendiri. Perusahaan ini sangat antusias memasarkan produknya, Hi-Tech H38, sebuah ponsel TV yang sangat spesifik untuk kebutuhan konsumen pasar Indonesia.

Sebenarnya, produk ini bukan ponsel TV yang pertama karena sebelumnya sudah ada ponsel TV yang dirancang perusahaan PT Samart I-Mobile Indonesia yang merupakan bagian penyedia ponsel multimedia dari operator XL. Ponsel i-mobile TV901 itu memang sempat laku keras karena diluncurkan menjelang berlangsungnya Piala Dunia, awal Juni tahun 2006.

Lalu, bagaimana dengan Hi-Tech H38? Apakah juga menjawab keinginan pasar di Indonesia dengan TV analog yang ditawarkan?

"Kami sempat kewalahan sehingga produk yang sedianya akan ditujukan ke pasar luar negeri terpaksa kami tarik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang di luar perkiraan kami," kata Ir Kusuma Ruslan dari PT Tirta Citra Nusantara. Ponsel rancangan dalam negeri ini untuk sementara dibuat di China. Namun, perusahaan itu yakin suatu ketika ponsel tersebut bisa dibuat di dalam negeri.

TV analog

Layanan TV analog di Indonesia masih akan bertahan paling tidak selama delapan tahun ke depan. Ini berarti semua produk TV analog di Indonesia, termasuk TV yang ada di ponsel H38, masih bisa berjaya sampai kurun waktu itu, sampai ada keputusan harus beralih ke TV digital seperti yang sudah dilakukan beberapa negara besar.

Dengan layar LCD 320 x 240 piksel (QVGA) selebar 2,6 inci sudah cukup lega untuk melihat acara TV dalam jarak dekat. Melihat penampilan layar yang lebar ini mengingatkan pada ponsel PDA yang belakangan ini juga mulai ramai, seperti Motorola Q dan Samsung Blackjack yang juga sudah ada di pasar Indonesia.

Dalam percobaan yang dilakukan Kompas, memang daya tangkap penala TV memang bagus dibandingkan dengan ponsel TV yang ada sebelumnya. Selain itu, ponsel ini juga dibuat lebih praktis, tidak ada antena berkabel panjang, pena stylus sekaligus bertindak sebagai antena yang bisa ditarik memanjang (teleskopik).

Bagi mereka yang tidak ingin ketinggalan acara televisi, ponsel ini bisa menjadi pilihan yang pas saat ini karena di mana pun pengguna bisa menikmati tayangan TV. Hanya memang berbeda dengan TV digital, pada TV ponsel masih sangat bergantung pada posisi pengguna. Ketika berada di lantai dasar (basement), pengguna sangat sulit menerima siaran yang dipancarkan dari satu sumber.

Pada TV digital, dalam posisi apa pun tidak akan terpengaruh, seperti ketika dibawa dalam kendaraan yang bergerak akan bergoyang, sedangkan TV analog tidak demikian. Kondisi jalan yang berbelok-belok membuat penerimaan sinyal juga berubah-ubah. Hanya, keuntungan TV analog bisa dinikmati tanpa harus membayar.

Yang perlu diperhatikan yaitu harus tetap siaga dengan baterai cadangan meski baterai yang disediakan memiliki kapasitas 1.500 mAh (mili ampere jam). Tanpa terasa penayangan acara TV akan cepat menguras baterai. Karena itu, tanpa baterai cadangan akan kelabakan jika baterai habis.

Ponsel ini dikatakan ponsel full entertainment, karena selain TV, juga ada radio FM serta perangkat hiburan lain. Seperti pemutar musik digital MP3 dan video MP4; misalnya iPod dan dilengkapi dengan earphone dan speaker yang dirancang untuk menimbulkan efek 3D (tiga dimensi).

Bagi mereka yang belum banyak pengalaman memegang ponsel, masih ada fitur yang menarik, yaitu adanya fungsi layar sentuh dan pengenalan tulisan tangan.

Akan tetapi, fungsi layar sentuh berbeda dengan yang dikembangkan LG dengan produk Prada yang pernah muncul di halaman ini. Di situ layar hanya bisa disentuh dengan jari atau kulit manusia sehingga ketika dimasukkan dalam saku atau tas (tanpa perlu mengunci) akan membuat ponsel ini menyala tanpa kendali.

Fungsi kamera digital 1,3 megapiksel juga sudah cukup menarik, selain untuk memotret juga untuk mengambil gambar video. Hanya memang memori internal 700 kB sangat membatasi dan diperlukan memori eksternal berupa microSD, letak slot memori di bawah baterai cukup menyulitkan untuk mengganti memori.

Selain itu, disediakan fitur lain yang tidak biasa meski sebenarnya sudah dilakukan vendor lain, yaitu menu Extra Health.

Selain program BMI untuk mengetahui kadar kegemukan berdasarkan tinggi dan berat badan, juga program menstrual untuk mendokumentasikan siklus haid khusus bagi kaum perempuan.

Pada produk lanjutan diharapkan produk ini menambahkan fungsi akses langsung ke internet. Dengan layar selebar 2,6 inci, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk masuk ke dunia maya. Ini mengingat kemampuan ponsel yang sudah GPRS ini bisa digunakan sebagai modem untuk mengakses internet.

Dengan adanya browser akan mendongkrak harga secara signifikan, apalagi ditambah kemampuan mengakses jaringan HSDPA atau 3.5G. Harga ini bisa sekaligus mengangkat harkat meski hanya merupakan ponsel rancangan dalam negeri.

Pemain besar seperti Nokia baru saja meluncurkan produk ponsel yang memang sudah siap untuk bisa mengakses internet secara langsung. Dan ke depan (bahkan saat ini sudah marak), pengakses internet bukan hanya yang menggunakan komputer, tetapi pengguna ponsel.

"Dual SIM card"

"Saat ini kami juga sedang menyiapkan ponsel dengan dual SIM card GSM-GSM, yaitu Hi-Tech H31. Ponsel ini juga memiliki kapasitas multimedia dan lengkap dengan teknologi layar sentuh," kata Kusuma Ruslan yang juga desainer ponsel TV tersebut.

Selain itu, dia juga menjanjikan ponsel dua kartu SIM (dual SIM card) GSM-CDMA yang belakangan ini marak dibuat produsen-produsen lain. Selanjutnya, dalam satu tahun ke depan, perusahaan ini merencanakan akan meluncurkan 12 ponsel baru.

Khusus ponsel GSM-CDMA menjadi semakin populer ketika Samsung meluncurkan produk ini, meski sebelumnya Motorola pernah mengeluarkan. Bahkan, belakangan ini merek ponsel yang jarang terdengar namanya pun ikut-ikutan membuatnya.(AW Subarkah)

TV Ponsel antara TV Analog dengan TV Digital

Kelengkapan fitur ponsel, kian hari kian lengkap saja. Setelah kamera dan GPS, tren ponsel saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas televisi, atau yang kita kenal dengan ponsel TV. Yang menarik, justru pabrikan asal China yang membanjiri produk ponsel TV di tanah air, sekalipun Nokia juga punya fitur yang serupa.

Dalam segmen Compare Techno berikut ini, akan kita simak perbandingan antara produk K-Touch V908 dengan Nokia N77. Mana yang paling sesuai dengan Anda…

Kompetisi antar vendor handphone yang menawarkan fitur TV phone, boleh jadi sama serunya dengan persaingan di industri televisi itu sendiri. Bagaimana tidak, tahun ini saja, sejumlah vendor handphone telah menggempur pasar dengan sajian TV ponsel. Ada Nokia, Ki-Touch, Virtu, MY-G, serta Hi-Tech. Seorang pemerhati gadget, Yusuf Mars berani memastikan bila tahun 2008 ini merupakan tahunnya TV ponsel.

Apa yang dilontarkan Yusuf memang benar adanya. Nokia, produsen ponsel nomor wahid di dunia, sudah melansir seri N77 yang dilengkapi dengan fitur andalannya, teknologi Digital Video Broadcasting-Handheld (DVB-H). Yaitu memiliki kemampuan mobile TV yang memungkinkan pemilik ponsel ini menonton televisi secara digital.

Kalau Nokia membenamkan teknologi Digital Video Broadcasting-Handheld (DVB-H) dalam ponsel berdesain candy bar, berbeda dengan K-Touch V908. Pabrikan asal negeri tirai bambu ini justru mengadopsi teknologi yang sederhana, yaitu TV tunner. Fasilitas ini bisa diandalkan pasalnya tayangan TV yang disajikan beberapa stasiun TV dapat dinikmati dengan jelas, asalkan sinyal TV tersebut kuat.

Ponsel dengan fitur lebih berupa sajian televisi sebenarnya cukup menggiurkan. Tapi bagaimana dengan daya tahan baterainya? Apakah bisa cepat terkuras abis hanya untuk nonton TV ?

Selain fitur TV, kedua ponsel ini juga dilengkapi fitur standar seperti, kamera 2 Mpix, video recorder, pemutar file digital, game, browser internet pada Nokia N77. Sedangkan K-Touch V908, selain dilengkapi kamera 1.3 megapiksel, layar 2.8 inchi, teknologi touchscreen, bluetooth, fasilitas Motion Sensor pada audio playernya. Dengan fasilitas tersebut akan memudahkan pengguna memutar playlist lagu MP3 player, hanya dengan menggoyangkan ponsel maka playlist lagu yang dinginkan akan segera berpindah tanpa harus menekan tombol-tombol pada keypadnya.

Sepintas lalu, keduanya sama-sama memiliki kelebihan. K-Touch V908 menyediakan tontonan TV gratis. Hanya saja, untuk sementara ini, fitur digital TV pada Nokia N77 belum bisa dinikmati di Tanah Air, meski kualitas gambarnya setajam video digital.